Sabtu, 13 April 2013

ANALISIS TRANSAKSIONAL



ANALISIS TRANSAKSIONAL

Analisis transaksional adalah suatu pendekatan psikoterapeutik yang sangat dapat diterapkan dalam praktik pekerjaan social klinis (Cooper & Turner, 1996). Analisis transaksional gagasan Eric Berne (1910-1970) merupakan suatu pendekatan untuk mensistemasi, menganalisis, dan mengubah saling pengaruh diantara manusia, yang menekankan interaksi keduanya (antara diri dan manusia lain) dan kesadaran internal (regulasi diri dan ekspresi diri).

            Tujuan Berne ialah untuk mensintesiskan gagasan-gagasannya, dengan menggunakan istilah-istilah yang dapat dipahami, sehingga klien dapat berpartisipasi secara aktif dalam mengorganisasikan arah penanganannya sendiri. Pembuatan kontrak yang disepakati “Apa yang Anda ingin capai bagi diri Anda sendiri dalam terapi ini?” menyatukan klien dan terapis dalam suatu usaha bersama. Tinjauan teoritik tentang analisis transaksional dikaitkan dengan suatu pendekatan yang mengaitkan internal (intrapsikis) dengan interpersonal dan relasional. Pada intinya, makna analisis transaksional adalah untuk memperkaya kemampuan-kemampuan menghadapi (coping) dan mengatur (regulatory) situasi yang paling dalam dan interaksi kehidupan nyata.

Analisis transaksional dibagi kedalam kategori-kategori sebagai berikut :
Ø  Keadaan ego (ego states)
Ø  Transaksi (transactions)
Ø  Permainan dan drama segitiga (games and the drama triangle)
Ø  Naskah (scripts)
Ø  Gerakan dan lakon cerita ( strokes and scriptwork)
Ø  Posisi kehidupan (life positions)
Ø  Perintah dan keputusan ulang naskah (script injunctions and redecision)

Teori analisis transaksional merupakan teori terapi yang sangat populer dan digunakan dalam konsultasi pada hampir semua bidang ilmu-ilmu perilaku. Teori analisis transaksional telah menjadi salah satu teori komunikasi antarpribadi yang mendasar. Kata transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dalam suatu hubungan. Dalam komunikasi antarpribadi pun dikenal transaksi. Yang dipertukarkan adalah pesan-pesan baik verbal maupun nonverbal. Analisis transaksional sebenarnya ber­tujuan untuk mengkaji secara mendalam proses transaksi (siapa-­siapa yang terlibat di dalamnya dan pesan apa yang dipertukarkan).

Dalam diri setiap manusia, seperti dikutip Collins (1983), memiliki tiga status ego.
Sikap dasar ego yang mengacu pada :
·         Sikap orangtua (Parent= P. exteropsychic);
·         Sikap orang dewasa (Adult=A. neopsychic);
·         Ego anak (Child = C, arheopsychic).
Ketiga sikap tersebut dimiliki setiap orang (baik dewasa, anak-anak, maupun orangtua).

Sikap orangtua yang diwakili dalam perilaku dapat terlihat dan terdengar dari tindakan maupun tutur kata ataupun ucapan-ucapan­nya. Seperti tindakan menasihati orang lain, memberikan hiburan, menguatkan perasaan, memberikan pertimbangan, membantu, melindungi, mendorong untuk berbuat baik adalah sikap yang nurturing parent (NP). Sebaliknya ada pula sikap orang tua yang suka menghardik, membentuk, menghukum, berprasangka, me­larang, semuanya disebut dengan sikap yang critical parent (CP).

Setiap orang juga menurut Berne memiliki sikap orang dewasa. Sikap orang dewasa umumnya pragmatis dan realitas. Mengambil kesimpulan, keputusan berdasarkan fakta-fakta yang ada. Suka bertanya, mencari atau menunjukkan fakta-fakta, ber­sifat rasional dan tidak emosional, bersifat objektif dan sebagainya.

Sikap lain yang dimiliki juga adalah sikap anak-anak. Dibedakan antara natural child (NC) yang ditunjukkan dalam sikap ingin tahu, berkhayal, kreatif, memberontak. Sebaliknya yang ber­sifat adapted child (AC) adalah mengeluh, ngambek, suka pamer, dan bermanja diri.

Ketiga sikap itu ibarat rekaman yang selalu diputar-putar bagai piringan hitam dan terus bernyanyi berulang-ulang di saat di­kehendaki dan dimungkinkan. Karenanya maka sering anda ber­kata : si Pulan sangat dewasa; si Iteung kekanak-kanakan; atau si Ucok sok tua, mengajari/menggurui.

Berne mengemukakan beberapa faktor yang menghambat terlaksananya transaksi antarpribadi, atau keseim­bangan ego sebagai sikap yang dimiliki seseorang itu.
1.       Kontaminasi (contamination). Kontaminasi merupakan pengaruh yang kuat dari salah satu sikap atau lebih terhadap seseorang sehingga orang itu “berkurang” keseimbangannya.
2.       Eksklusif (exclusive); penguasaan salah satu sikap atau lebih terlalu lama pada diri seseorang. Misalnya sikap orang tua yang sangat mempengaruhi seseorang dalam satu waktu yang lama sehingga orang itu terus menerus memberikan nasihat, melarang perbuatan tertentu, mendorong dan menghardik. 

Berne mengajukan tiga jenis transaksi antarpribadi yaitu:
§  Transaksi komplementer
§  Transaksi silang
§  Transaksi ter­sembunyi

1.       Transaksi komplementer
Jenis transaksi ini merupakan jenis terbaik dalam komunikasi antarpribadi karena ter­jadi kesamaan makna terhadap pesan yang mereka pertukarkan, pesan yang satu dilengkapi oleh pesan yang lain meskipun dalam jenis sikap ego yang berbeda.
Transaksi komplementer terjadi antara dua sikap yang sama, sikap dewasa. Transaksi terjadi antara dua sikap yang berbeda namun komplementer. Kedua sikap itu adalah sikap orang tua dan sikap anak-anak.
Komunikasi antarpribadi dapat dilanjutkan manakala terjadi tran­saksi yang bersifat komplementer karena di antara mereka dapat memahami pesan yang sama dalam suatu makna.

2.       Tran­saksi silang
Terjadi manakala pesan yang dikirimkan komunikator  tidak mendapat respons sewajarnya dari komunikan.
Akibat dari transaksi silang adalah terputusnya komunikasi antarpribadi karena kesalahan dalam memberikan makna pesan.
Komunikator tidak menghendaki jawaban demikian, terjadi kesalah­pahaman sehingga kadang-kadang orang beralih ke tema pembicaraan lain.

3.       Transaksi tersembunyi
Jika terjadi campuran beberapa sikap di antara komunikator dengan komunikan sehingga salah satu sikap menyembunyikan sikap yang lainnya.
Sikap tersembunyi ini sebenarnya yang ingin mendapatkan respons tetapi ditanggap lain oleh si penerima.

Bentuk-bentuk transaksi tersembunyi bisa terjadi jika ada 3 atau 4 sikap dasar dari mereka yang terlibat dalam komunikasi antar­pribadi namun yang diungkapkan hanya 2 sikap saja sedangkan 1 atau 2 lainnya ter­sembunyi. Jika terjadi 3 sikap dasar sedangkan yang lainnya di­sembunyikan maka transaksi itu disebut transaksi tersembunyi 1 segi (angular). Kalau yang terjadi ada 4 sikap dasar dan yang disembunyikan 2 sikap dasar disebut dengan dupleks.

Berne juga mengajukan rekomendasinya untuk posisi dasar seseorang jika berkomunikasi antarpribadi secara efektif dengan orang lain.
Ada empat posisi yaitu :
1.       Saya OK, kamu OK (I’m OK, you’re OK)
2.       Saya OK, kamu tidak OK (I’m OK, you’re not OK)
3.       Saya tidak OK, kamu OK (I’m not OK, you’re OK)
4.       Saya tidak OK, kamu tidak OK (I’m not OK, you’re not OK).


ULFAH QADRIANI DWIPUTRI
3PA02-18510319
PSIKOTERAPI
UNIVERSITAS GUNADARMA

SUMBER :
 Roberts, Albert R. & Greene, Gilbert J. Buku Pintar Pekerja Sosial. (books.google.com/books?isbn=9796874520)
 Indriyawati. Analisis Transaksional (Eric Berne) (http://indryawati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/24016/9+Terapi+Transaksional.ppt)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar